Sumpah Pemuda, Indonesia Merdeka

M. Ridwan *)

Setiap tanggal 28 Oktober kita selalu memperingati hari Sumpah Pemuda. Tetapi setiap tahun juga kita seakan melupakan peristiwa Sumpah Pemuda itu sendiri. Kadangkala sebagai anggota masyarakat bangsa Indonesia, kita seakan cuek dan menganggap tidak penting peringatan-peringatan hari besar Nasional tersebut.

Padahal kita bisa menikmati Indonesia saat ini karena sebagian adalah perjuangan tokoh-tokoh pahlawan pendiri bangsa ini. Oleh karena itu kita harus tahu sedikit banyak tentang apa saja peristiwa yang melatarbelakangi peringatan hari besar nasional seperti Sumpah Pemuda kali ini.
ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL SEBELUM SUMPAH PEMUDA
Sebelum adanya peristiwa Sumpah Pemuda, sudah ada peristiwa-peristiwa bersejarah yang menjadi awal Indonesia bersatu, bangkit untuk melawan penjajahan Belanda. Para pelajar dan pemuda Indonesia sudah bisa berfikiran cerdas dan pintar untuk berjuang melawan Belanda. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya perkumpulan-perkumpulan atau organisasi-organisasi yang bersifat nasional. Memang berjuang bukan hanya melalui peperangan, tetapi bisa dengan cara mendirikan organisasi pergerakan untuk menentang Belanda.
Organisasi-organisasi pergerakan tersebut antara lain :
A. BUDI UTOMO
Kebangkitan Nasional merupakan hari dimana bangsa Indonesia pada tanggal 20 Mei 1908 telah terbentuk organisasi Pergerakan Nasional pertama di Indonesia. Organisasi pergerakan ini tujuannya adalah memajukan bangsa Indonesia melalui pendidikan dan pengajaran.
Organisasi pergerakan ini adalah Budi Utomo yang didirikan oleh para mahasiswa kedokteran Jawa, STOVIA (School tot Opleiding Inlandsche Arsten) di Jakarta. Budi Utomo dipelopori oleh Dr. Soetomo dan Dr. Wahidin Sudirohusodo.



Gambar 1.1. Dr. Sutomo dan Dr. Wahidin Sudirohusodo
Dua mahasiswa ini menginginkan perubahan pada kondisi rakyat Indonesia pada saat dijajah Belanda, terutama perubahan di bidang pendidikan. Sutomo dan Wahidin telah menyaksikan sendiri bahwa rakyat Indonesia masih banyak yang bodoh dan tertinggal. Hal ini dikarenakan mereka rakyat Indonesia tidak diberi kesempatan oleh Belanda untuk sekolah. Sekolah dibangun dan didirikan hanya khusus untuk rakyat yang memiliki uang yang banyak dan kaya. Padahal sebagian besar rakyat Indonesia sangat miskin dan tak mampu. Untuk makan saja tidak cukup apalagi untuk sekolah. Nah oleh sebab itu Dr. Sutomo dan Dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi Utomo sebagai tempat bagi mahasiswa-mahasiswa lainnya yang ingin membantu pendidikan dan sekolah bagi rakyat Indonesia.
Kemudian dalam perkembangannya Budi Utomo memiliki anggota yang banyak bukan hanya dari mahasiswa STOVIA saja tetapi juga dari mahasiswa lain, pelajar, maupun golongan orang kaya. Budi Utomo juga berhasil mendirikan cabang-cabang dikota-kota lain di Indonesia seperti Yogyakarta, Surabaya, Magelang, dan Bogor.
B. SAREKAT ISLAM
Semula nama organisasi Sarekat Islam (SI) adalah Sarekat Dagang Islam (SDI). Sarekat Dagang Islam didirikan oleh Haji Samanhudi pada tahun 1911 di Solo Jawa Tengah. Tujuan utama didirikan organisasi ini adalah meningkatkan kesejahteraan bangsa di bawah naungan panji Islam. Anggota SDI adalah para pedagang pribumi atau pedagang masyarakat Indonesia. Sehingga organisasi ini juga sebagai tempat bersatunya para pedagang asli orang Indonesia. Secara tidak langsung organisasi ini juga mampu mengalahkan penguasaan para pedagang Cina maupun Belanda. Pada tahun 1912 SDI ini berubah nama menjadi SI yang diketuai oleh Haji Omar Said Cokroaminoto atau lebih sering disebut H.O.S. Cokroaminoto, dan pusat aktifitas kegiatan sehari-harinya dipindah ke Surabaya. Sarekat Islam berkembang dengan pesat, dengan dibuktikan pada tahun 1913 jumlah anggotanya mencapai 80.000 orang. Kemudian pada tahun 1918 anggotanya menjadi 450.000 orang.
C. MUHAMMADIYAH
Organisasi yang sama berdiri pada tahun 1912 adalah Muhammadiyah. Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan bukan untuk menyaingi organisasi SI. Tetapi untuk memajukan pendidikan bagi masyarakat dan kegiatan yang bertujuan untuk membantu kebutuhan hidup rakyat Indonesia akibat dijajah oleh Belanda. Muhammadiyah juga berusaha mengembalikan ajaran Islam yang berdasarkan Alquran dan Hadist. Wujud nyata Muhammadiyah membantu masyarakat yang perlu kalian ketahui adalah dengan :
a. Mendirikan sekolah-sekolah
b. Mendirikan rumah sakit
c. Mendirikan rumah anak yatim piatu
Jadi Muhammadiyah telah berhasil berjuang melawan kebodohan dan kemiskinan akibat penjajahan Belanda.

D. INDISCHE PARTIJ
Pada masa penjajahan Belanda seringkali rakyat Indonesia dijadikan budak/pembantu yang tidak dibayar. Ini karena Belanda menganggap rakyat kita adalah bangsa yang jelek dan bodoh. Warna kulitnya saja berbeda dengan warna kulit orang Belanda yang putih. Nah melihat ini semua ada sekelompok pemuda yang menamakan dirinya Tiga Serangkai mendirikan perkumpulan untuk menghilangkan anggapan tersebut. Perkumpulan yang dibentuk oleh Dr. Ciptomangunkusumo, Ernest Francois Eugene (E.F.E) Douwes Dekker, dan Ki Hajar Dewantara diberi nama Indische Partij. Indische Partij dibentuk pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung dengan tujuan utama berjuang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia tanpa perbedaan warna kulit, bangsa, suku, dan agama. Indische Partij juga mempunyai semboyan yang berbunyi “Indonesia bebas dari negeri Belanda”. Melihat kenyataan ini tentu saja penjajah Belanda sangat marah dan melarang berdirinya Indische Partij. Kalian tahu apa yang dilakukan Belanda untuk membubarkan Indische Partij? Ya penjajah Belanda menangkap tokoh Tiga Serangkai (Dr. Ciptomangunkusumo, Douwes Dekker, dan Ki Hajar Dewantara) dan membuangnya di negeri Belanda. Dengan demikian berakhirlah perjuangan mereka untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
E. ORGANISASI PEMUDA
Organisasi pemuda yang dimaksud kali ini adalah perkumpulan yang didirikan oleh para pemuda pelajar yang sedang kuliah ataupun sekolah di Jakarta. Pemuda pelajar ini kebanyakan dari luar Jakarta seperti dari Sumatera, Jawa, Sulawesi ataupun Kalimantan. Melihat keberhasilan organisasi – organisasii pergerakan nasional yang telah terbentuk sebelumnya, maka para pemuda pelajar ini berkeinginan untuk membentuk suatu perkumpulan. Perkumpulan ini juga bertujuan mengakrabkan antar pemuda sedaerahnya. Berikut organisasi pemuda yang telah terbentuk :
TRI KORO DARMO
Perkumpulan pemuda ini dibentuk pada tanggal 9 Maret 1915 di Jakarta. Perkumpulan ini pada mulanya didirikan sebagai tempat berkumpulnya para pelajar yang merantau dari Jawa dan Madura. Tujuan utama perkumpulan Tri Koro Darmo adalah mempererat tali persaudaraan diantara pemuda pelajar dari Jawa dan Madura. Pada tahun 1918 nama Tri Koro Darmo diubah namanya menjadi perkumpulan pemuda Jawa atau sering disebut Jong Java. Sehingga anggotanya bisa terbuka bagi seluruh pemuda Jawa.
JONG SUMATERANEN BOND
Jong Sumateranen Bond adalah nama lain dari perkumpulan pemuda pelajar dari Sumatera. Jong Sumateranen Bond didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. Tentu saja pendirinya adalah pemuda dari Sumatera. Tujuannya hampir sama dengan Jong Java, yakni mempererat hubungan dan persaudaraan antara pemuda pelajar dari Sumatera. Tokoh pemuda yang tergabung dalam Jong Sumateranen Bond antara lain M. Hatta, M. Yamin, dan lain-lain.
JONG MINAHASA
Pada tahun 1918 para pemuda pelajar dari Minahasa tak mau ketinggalan juga untuk mendirikan perkumpulan pemuda. Perkumpulan ini dinamakan Jong Minahasa atau perkumpulan pemuda Minahasa. Tujuan hampir pasti sama dengan perkumpulan pemuda lainnya yakni menggalang dan mempererat persatuan di kalangan pemuda pelajar dari Minahasa
JONG CELEBES
Ini adalah perkumpulan pemuda dari Sulawesi. Tujuan didirikannya juga sama, yakni mempererat tali persaudaraan pemuda pelajar dari Sulawesi yang berada di Jakarta.
KONGRES PEMUDA I
Tumbuhnya banyak organisasi pergerakan Nasional seperti yang sudah kalian baca pada bab sebelumnya, menimbulkan rasa kebangsaan dan persatuan di dada para pemuda Indonesia. Mereka yang tergabung dalam berbagai organisasi pemuda dan pelajar yang bersifat kedaerahan sangat mendambakan munculnya persatuan nasional dikalangan pemuda. Mereka menginginkan agar organisasi-organisasi yang ada melebur diri menjadi satu perkumpulan atau organisasi yang bersifat nasional.
Usaha yang mereka lakukan adalah harus diadakan pertemuan. Ide ini terwujud sehingga pada tanggal 30 April sampai dengan 2 Mei 1926 di Jakarta, diadakan Rapat Besar Pemuda-Pemudi Indonesia. Rapat ini dihadiri oleh perwakilan dari organisasi pemuda yang ada. Peristiwa itu dicatat sebagai Kongres Pemuda I. Kongres ini dihadiri oleh wakil-wakil dari berbagai organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Celebes, Jong Bataks, Jong Ambon, dan lain-lain. Yang memimpin Kongres I adalah Muhamad Tabrani. Tujuan Kongres I adalah membentuk perkumpulan pemuda dengan maksud :
a. Memajukan paham persatuan dan kebangsaan
b. Mempererat hubungan antara semua perkumpulan kebangsaan
Walaupun dalam Kongres Pemuda I belum berhasil mendirikan organisasi pemuda yang bersifat nasional, namun pemuda pelajar tidak berputus asa. Mereka tetap berusaha mendirikan sebuah organisasi yang bersifat nasional.
KONGRES PEMUDA II
Pada bulan Juni 1928, dibentuk sebuah panitia untuk persiapan Kongres Pemuda II. Panitia tersebut antara lain diketuai; Sugondo Joyopuspito, wakil ketua; Joko Marsaid, sekretaris; M. Yamin, dan bendahara; Amir Syarifudin. Panitia tersebut sering mengadakan pertemuan-pertemuan dan hasilnya adalah Kongres Pemuda II akan diadakan bulan Oktober. Kongres Pemuda II diselenggarakan mulai tanggal 27 Oktober 1928. Rapat pertama tanggal 27 Oktober 1928 diselenggarakan di gedung Katholieke Jongelingen Bond (gedung pemuda Katolik) di lapangan Banteng sekarang. Dalam rapat ini belum menghasilkan keputusan apapun, tetapi peserta rapat banyak sekali yang menyampaikan ide-idenya agar dibentuk sebuah Organisasi Pemuda Nasional. Rapat kedua diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober 1928 pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB bertempat digedung Oost Java Bioscoop (sekarang Jl. Medan Merdeka Utara nomor 14). Dalam rapat kedua ini para pemuda sudah berhasil merumuskan ide-ide untuk mempersatukan pemuda Indonesia. Kemudian rapat dihentikan karena demi keamana. Maklum tentara Belanda banyak yang mendatangi lokasi rapat, sehingga rapat dibubarkan sementara.
Setelah dalam kondisi yang aman rapat dilanjutkan kembali. Kali ini rapat yang ketiga diselenggarakan tanggal 28 Oktober 1928 pukul 17.30 WIB bertempat di gedung Indonesch Clubhuis Jl. Kramat Raya nomor 106 (sekarang disebut gedung Sumpah Pemuda). Kongres Pemuda II ini dihadiri oleh lebih kurang 750 orang utusan dari berbagai organisasi pemuda yang ada. Kongres Pemuda II ini berjalan penuh gelora semangat persatuan nasional pemuda Indonesia. Sebagai harapan bangsa, pemuda-pemuda ini sangat mendambakan persatuan dan kesatuan dikalangan pemuda Indonesia sebagai modal mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Pemerintah penjajah Belanda merasa sangat cemas dan takut terhadap kegiatan kongres pemuda tersebut. Oleh karena itu jalannya sidang dijaga sangat ketat oleh tentara Belanda. Tetapi penjagaan tentara Belanda ini tidak menyurutkan semangat para pemuda untuk bersatu. Dalam kesempatan waktu istirahat, Wage Rudolf Supratman seorang wartawan dan pencipta lagu, minta izin kepada Sugondo Joyopuspito selaku ketua sidang untuk memperdengarkan lagu ciptaannya berjudul Indonesia Raya. Setelah mendapat ijin dari ketua sidang, W.R. Supratman tampil ke depan untuk memperdengarkan lagu Indonesia Raya ciptaannya. Bukan nyanyian yang dilantunkan, tetapi permainan biola yang dimainkan. Para hadirin sangat terpukau mendengar lagu Indonesia Raya yang dimainkan oleh WR. Supratman melalui gesekan biolanya tersebut. Demikianlah untuk pertama kali lagu Indonesia Raya dinyanyikan pada tanggal 28 Oktober 1928. Keputusan yang penting yang diambil dalam Kongres Pemuda II ini adalah ikrar “Sumpah Pemuda”. Isi sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928 adalah sebagai berikut :
1. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
2. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
3. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Ini berarti bahwa para pemuda Indonesia berjanji akan selalu bersatu tanpa membedakan ras, suku bangsa, agama, warna kulit, status, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Modal inilah yang bisa mengantarkan bangsa Indonesia nantinya merdeka, bersatu, berdaulat 17 Agustus 1945. Dengan demikian NKRI selalu terwujud tanpa perpecahan yang berarti.

*) Guru IPS SDBI AL Hikmah Surabaya

Share this post :

+ komentar + 2 komentar

22 Oktober 2009 pukul 00.15

Membaca sejarah tersebut, mari kita merefleksikannya dalam kehidupan sekarang ini sehingga pertengkaran pelajar, tawuran mahasiswa bahkan aksi pukul memukul di gedung senayan tidak lagi kita saksikan. Memberikan pengertian yang mendalam apa arti sesungguhnya dari pencetusan sumpah pemuda untuk bangsa saat ini dan kedepan, serta berarti mempersiapkan putra putri kita dengan bekal Akhlak yang tinggi bukan hanya pendidikan formal yang tinggi.

23 Oktober 2009 pukul 07.16

bagus-bagus

Posting Komentar

www.GuruKita.com

Test Sidebar

Label: Pendidikan
Recent Posts
Widget by: Info Blog
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SDBI Al Hikmah Surabaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger